MAKANAN KAYA NUTRISI DAN PENCEGAH PENYAKIT

PEPATAH Barat mengatakan, You are what you eat. Pepatah lama ini hingga kini masih relevan. Simak saja, sudah banyak contoh akibat pola makan yang salah mengakibatkan penyakit darah tinggi, penyakit jantung, asam urat, dan kolesterol.
Semua penyakit tersebut disebabkan mengonsumsi makanan yang mengandung kadar lemak berlebihan. Oleh karena itu, telitilah memilih makanan. Berikut ini berbagai makanan mengandung nutrisi tinggi yang baik untuk kesehatan kita dan bisa menolak datangnya penyakit.
Apel
Buah ini sangat populer dan universal. Manfaat apel antara lain mencegah kolestrol, mengurangi gejala akibat salah cerna, dan mencegah kelebihan lemak. Mengonsumsi dua buah apel setiap hari bisa mengurangi nyeri karena radang sendi, rematik, dan gout (kelainan pada metabolisme uric acid hingga menimbulkan nyeri di persendian).
Apricot
Buah yang satu ini kaya dengan beta karoten, bermanfaat untuk menyembuhkan infeksi dan menghaluskan kulit.
Avokad
Mereka yang suka mengonsumsi avokad (alpukat), teruskanlah kebiasaan ini karena buah ini kaya dengan vitamin A,B,C, dan E. Buah ini mengandung potasium yang bermanfaat untuk menetralisasi pencernaan yang jelek. Avokad mengandung monounsaturated fat atau lemak yang secara kimiawi demikian kuat sehingga mampu menyerap hidrogen tambahan, tetapi tidak sebanyak lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fat. Avokad juga memproduksi banyak kolagen karena bermanfaat untuk membuat kulit mulus dan tampak awet muda. Buah ini juga baik untuk sistem sirkulasi dan berguna untuk menambah kesuburan.
Anggur
Buah ini paling cepat diserap pencernaan selain rasanya yang manis dan lezat. Oleh karena itu, anggur adalah buah utama yang disediakan di bangsal-bangsal pasien rumah sakit di negeri Barat. Anggur bermanfaat meringankan radang sendi, rematik, dan kelelahan.
Pisang
Sumber potasium, seng, zat besi, asam folic, kalsium, vitamin B6, dan serat bermanfaat untuk melancarkan sistem pencernaan dan menstruasi. Atlet yang membutuhkan suplai potasium secara instan dianjurkan mengonsumsi pisang.
Cranberry
Buah ini kaya vitamin C, zat besi, potasium, dan beta karoten. Jumlah zat besi dalam buah ini sangat baik untuk melengkapi program diet vegetarian. Sementara itu, jusnya bermanfaat untuk membasmi bakteri dan efektif untuk mengobati infeksi saluran kencing dan cystitis (radang kandung kemih).
Kentang
Mengandung banyak serat, vitamin B, mineral, dan vitamin C. Kentang yang paling baik untuk dikonsumsi adalah yang direbus atau dipanggang. Karena kaya nutrisi — khususnya potasium dan serat — kentang baik untuk kesehatan kulit.
Brokoli
Sayur berwarna hijau gelap ini sumber beta karoten, zat besi, dan serat sehingga bermanfaat untuk menyembuhkan anemia dan mereka yang sering merasa kelelahan. Brokoli juga dikenal sebagai antikanker bila dikonsumsi bersama blumkol, lobak, kol, spring green, turnip (lobak cina), dan brusell spout.
Bawang putih
Dalam dunia masak-memasak, bawang putih selalu diikutsertakan. Boleh dikatakan, setiap hidangan lezat adalah berkat andil bumbu bawang putih.
Selain melezatkan dan mengharumkan masakan, bawang putih sejak dulu dikenal sebagai salah satu ramuan obat yang manjur dan digunakan oleh para tabib semasa kekuasaan para dinasti di Cina sampai kekaisaran di Eropa.
Bawang putih yang berbau menyengat ini bisa mencegah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, mencegah penggumpalan darah, penyebab serangan jantung, memerangi berbagai infeksi, gangguan perut, dan pencegahan kanker. Karena kemanjurannya, bawang putih dijuluki King of Healing Plants.
Minyak zaitun
Mengandung vitamin E, monounsaturated , asam lemak yang bermanfaat untuk mencegah kolesterol, menstimulasi kinerja empedu karena membantu mencernakan lemak. Minyak zaitun yang dalam pemasaran internasional disebut olive oil ini merupakan ramuan utama dalam masakan masyarakat di negara-negara Mediterania. Oleh karena itu, tak heran bila penduduk Mediterania jarang yang berpenyakit jantung.
Bawang
Bumbu dapur sehari-hari ini melindungi dan mengatur sistem sirkulasi, antibiotik yang kuat, membantu penyembuhan gangguan di dada dan perut, infeksi saluran kencing, radang sendi, rematik, gout, dan mengikis lemak dalam darah.
Yoghurt
Cairan kental berwarna putih ini bermanfaat untuk mengobati gangguan perut, seperti sembelit dan diare. Kandungan vitamin B dan kalsiumnya cocok bagi mereka yang alergi terhadap susu.
Susu dan keju
Kaya kalsium sehingga baik untuk kesehatan, tetapi buruk bagi penderita sinusitis dan mereka yang alergi susu. Bagi penderita migrain, tidak dianjurkan mengonsumsi keju, begitu pula susu skim, dan semi-skim termasuk pada anak balita.
Pasta
Makanan — seperti pizza — yang bukan berasal dari tanah air kita ini sudah menjadi jajanan bergengsi di kota-kota besar. Nah, apakah makanan asal negeri Italia ini mengandung nutrisi? Asal tidak disertai lemak dan saus, pasta lumayan bernutrisi, mengandung serat, mineral, dan vitamin B.
1. Meniran
Tanaman ini secara tradisional dipercaya bisa menyembuhkan penyakit antara lain radang dan batu ginjal, susah buang air kecil, disentri, sakit ayan, hepatitis, serta rematik. Zat kimia tanaman mi yang sudah diketahul antara lain filantin, hipofilantin, kalium, damar, dan tannin.
Penelitian terbaru tentang meniran mengungkapkan bahwa tanaman ini bisa membantu mencegah berbagai macam infeksi virus dan bakteri serta mendorong sistem kekebalan tubuh. Tanaman ini sudah diteliti dan diproduksi menjadi tablet peningkat daya tahan tubuh. Produknya telah diuji preklinis dan kilnis selama tiga tahun.
Dr. Zakiudin Munasir, Sp.AK, ahil pediatrik imunologi dari Bagian Anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, telah melakukan penelitian dan membuktikan bahwa ekstrak meniran membantu meningkatkan kecepatan penurunan demam pada pasien anak penderita infeksi saluran pernapasan atas.
Cara pemanfaatan:
Cara ini disarankan oleh Dr. Suprapto Ma’at dari Universitas Airlangga yang juga ikut menguji ekstrak tanaman meniran dalam upaya meningkatkan daya tahan tubuh. Ambil satu genggam daun meniran yang terdiri dari akar, batang, dan daun. Tumbuk sampai halus. Kemudian rebus bersama dua gelas air bersih. Tunggu sampai menjadi setengah gelas. Minum sekali setiap hari.
2. Jinten Hitam
Selain meniran, jinten hitam juga bisa dipakai sebagai cara alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh. “Orang Arab sudah secara turun-temurun memanfaatkan jinten hitam untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” kata Dr. Suprapto. Berbeda dengan meniran, tanaman ini belum teruji secara klinis.
Cara pemanfaatan:
Siapkan satu sendok makan munjung jintan hitam. Gerus sampai kulitnya menjadi pecah. Setelah itu rebus dengan dua gelas air. Tunggu sampai air rebusan tersebut tersisa menjadi setengah gelas. Minum setiap hari agar daya tahan tubuh meningkat.
3. Mengkudu
Buah yang juga dikenal dengan nama pace atau noni ini telah lama dikenal sebagai obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hingga kini, penelitian terhadap buah buruk rupa ini terus dilakukan secara intensif.
Penelitian oleh Dr. Paul Heinike pada awal abad 20 mengungkapkan bahwa tanaman ini mengandung enzim proxeronase dan alkaloid proxeronine. Kedua zat ini akan membentuk zat aktif bernama xeronine di dalam tubuh. Zat ini akan dibawa aliran darah menuju sel-sel tubuh. Hasilnya, sel-sel itu akan lebih aktif, sehat, dan terjadi perbaikan-perbaikan struktur maupun fungsi.
Cara pemanfaatan:
Endah Lasmadiwati, ahli tanaman obat dari Taman Sringanis, Bogor, menganjurkan resep berikut untuk menikmati buah mengkudu. Siapkan dua buah mengkudu yang sudah tua. Cuci bersih kemudian simpan selama dua hari sampat benyek. Setelah itu remas-remas dalam dua gelas air. Saring dan sisihkan. Sementara itu, siapkan satu jari kunyit dan dua jari jahe. Bakar dan memarkan. Ambil satu jari kayu manis dan sereh serta tujuh buab kapulaga dan cengkeh. Bahan-bahan tersebut direbus dalam dua gelas air. Tunggu sampal mendidih dan berbau harum. Campurkan air rebusan bahan tersebut dengan buah rnengkudu yang telah disaring. Tambahkan sedikit garam dan gula jawa secukupnya.
4. Lidah Buaya
Dr. Suprapto menyarankan konsumsi lidah buaya supaya tubuh lebih fit dan segar. Tanaman ini juga bermanfaat untuk menjaga stamina orang yang sudab tua dan mudah sakit. Endah juga mengungkapkan bahwa lidah buaya bermanfaat untuk meringankan penyakit batuk dan bronkitis.
Cara pemantaatan:
Siapkan setengah telapak tangan lidah buaya. Cuci bersih dan dikupas. Tambahkan tigaperempat gelas air. Blender air bersama gel lidah buaya tersebut. Tambahkan madu secukupnya.
5. Apel
Buah ini mengandung vitamin C yang merupakan antioksidan dan berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh. Konowalchuck J. pada tahun 1978 mempublikasikan artikel berjudul “Antiviral Effect of Apple Beverages”. Ia menyebutkan bahwa sari buah apel sangat baik diminum untuk melawan berbagai serangan infeksi virus. Menurut buku “Natural Remedies”, dosis apel yang bisa melindungi tubuh dari virus adalah tiga kali sehari satu buah atau segelas jus apel.
6. Pepaya
Buah tropis ini merupakan sumber betakaroten yang baik, sehingga mampu mencegah kerusakan sel yang disebabkan oleh zat radikal bebas. Setengah buah pepaya ukuran sedang sehari mampu memenuhi kebutuhan vitamin C harian seorang manusia dewasa. Tidak hanya itu, pepaya juga mengandung sedikit kalsium dan besi. Buah ini amat dianjurkan untuk orang sakit dan lanjut usia karena dagingnya mudah dikunyah dan ditelan.
7. Stroberi
Buah ini mengandung vitamin C paling tinggi di antara semua beri dan kebanyakan buah. Secara tradisional, stroberi dipakai untuk membersihkan sistem pencernaan makanan. Buah ini juga berguna membantu penyerapan zat besi dari sayur mayur yang dikonsumsi.
8. Jambu Batu
Buah jambu batu seberat 90 gram, menurut buku “Foods that Harm Foods that Heal”, ternyata mengandung vitamin C lima kali lebih banyak dibandingkan dengan jeruk. Buah jambu biji seberat itu bila dikonsumsi setiap hari mampu memenuhi kebutuhan vitamin harian orang dewasa, sehingga bisa menjaga kesehatan dan kebugaran.
9. Jeruk
Vitamin C sering diidentikkan dengan buah jeruk. Buah ini memang mengandung vitamin C yang bermanfaat untuk menjaga pertahanan tubuh dari infeksi bakteri dan virus. Kandungan antioksidan dalam jeruk mampu mencegah kerusakan karena zat radikal bebas. Antioksidan ini terdapat dalam membran di antara segmen daging buahnya. Untuk memperoleh manfaat optimum dari buah ini, sebaiknya makan buah segar daripada minum jusnya.

PHYLUM CHORDATA

Hewan yang termasuk chordata adalah semua hewan yang memiliki penyokong tubuh dalam, mulai dari tingkat sederhana berbentuk seperti cacing (Tunicata), ikan lancelet sampai mamalia
Sifat yang ada pada hewan-hewan yang dimasukkan ke dalam phylum ialah:
  1. Adanya chorda dorsalis, pada keadaan embrio, larva atau seumur hidup, chorda dorsalis terjadi dari entoderm primer.
  2. Pada dinding pharynx ada sulci pada keadaan embrio, atau lubang-lubang pada keadaan larva atau seumur hidup. Lubang-lubang ini ialah celah-celah insang.
  3. Di dalam pusat susunan saraf ada rongga, seumur hidup atau hanya pada keadaan larva. Rongga ini disebut neuroceia.
Di dalam tubuh chordata terdapat celom. Mesoderm yang merupakan dinding celom tersebut berasal dari entoderm primer, sehingga chordata termasuk Enterocelomata bersama Echinedermata. Phylum chordata ini dibagi atas 4 sub phylum yaitu:
  1. Sub Phylum Hemichordata (hemi = setengah)
  2. Sub Phylum Urochordata (oura = ekor)
  3. Sub Phylum Chepalochordata (Chepale = kepala)
  4. Sub Phylum Vertebrata
  1. Asal-Usul Chordata
Teori-teori tentang asal usul Chordata disusun berdasarkan karakteristik invertebrata dan kordata rendah. Ada 3 teori yang dapat dikemukakan mengenai asal usul Phylum Chordata yaitu:
  1. Teori Anelid
Baik anelida maupun Chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ ekskresi bersegmen, selom tumbuh baik, ada korda saraf di pembuluh-pembuluh darah longitudinal. Apabila pada anelida kita menempatkan korda sarafnya di sebelah dorsal saluran pencernaan, maka tipe aliran darahnya akan sama dengan yang terdapat pada chordata. Namun, namun mulut anelida itu lalu ada di sebelah dorsal, tidak seperti pada chordata yang mulutnya di sebelah ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsoventral akan berubah. Lebih-lebih lagi, annelida itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan notokorda atau celah-celah insang.
  1. Teori Araknid
Persamaanya adalah pada eurypterid (artropoda zaman Paleozoik) dan ostracoderm (chordata pada zaman purba), yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian, kordata tidak mempunyai apendiks-apendiks seperti pada artopoda, dan korda sarafnya terletak sebelah dorsal. Sedangkan pada artopoda, korda sarafnya ada di sebelah ventral.
  1. Teori Ekinodermika
Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglossus sp. (anak filum Hemichordata) tdan larva bipinnaria dari echinodermata, semuanya ransparan, bersilia eksternal, dengn ruang selom, dan mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi kekeliruan, yaitu larva cacing lidah itu diidentifikasi sebagai Asterius sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakahn, bahwa larva echinodermata→larva hemichordata→larva tunikata→amfioksus→ostracoderm. Jika hipotesis itu benar, maka tidak ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordata purba.
  1. SUB PHYLUM HEMICHORDATA (setengah chordata)
Kedudukan Hemichordata dalam phylum Chordata sulit untuk dibedakan, karena dalam sub phylum ini terdapat beberapa jenis binatang yang mempunyai bentuk seperti cacing.. oleh karena ini dan lain faktor, hemichordates diperlakukan sebagai famili dari echinodermata dan chordata.
Anatomi
Badan ialah lunak dan berbentuk silinder seperti cacing. Dataran badan dilapisi epidermis yang terdiri atas satu lapis sel yang mempunyai cilia. Pada badan dapat dibedakan:
  • Proboscis, yang berbentuk seperti conus
  • Collare, yang berbentuk sebagai leher baju dan menglilingi colum dan basis proboscis.
  • Truncus, yang panjang agak pipih.
Sistem cardiovasculer terdiri atas sinus dorsalis, truncus longitudinalis dorsalis, truncus longitudinalis ventralis, glomerolus, dan plexus. Tidak mempunyai alat-alat indera. Tetapi beberapa sel epidermis pada beberapa tempat pada proboscis dan pada tepi cranial collare rupanya bersifat sel-sel sensoris.
Dinding badan terdiri atas jaringan otot. Di dalam proboscis terdapat satu celom yang bermuara keluar melalui satu lubang, ialah porus proboseis. Di dalam collare terdapat dua celom yang dipisah satu dari yang lain oleh suatu sekat median ialah mesenterium dorsale dan menseterium entrale. Juga celom ini bermuara keluar masing-masing melalui porus collare. Celom di dalam proboscis dan di dalam collare dilalui oleh fasciculi jaringan pengikat. Cellom itu dapat diisi dengan air laut melalui pori.
Fisiologi
Cellom proboscis dan cellom collare diduga dapat diisi dengan air laut sehingga mengembang dan mengeras. Oleh karenanya dan dengan bantuan gerakan otot tuncus, hewan dapat masuk ke dalam lumpur. Mulut tetap terbuka, sehingga air dan lumpur yang mengandung sisa-sisa organis masuk ke dalam mulut. Air kemudian keluar melalui lubang-lubang, kandung-kandung, celah-celah insang, sisa-sisa organis merupakan makanan dan tanah, dikeluarkan melalui anus.
Embryo
Pada Balanoglossusterdapat amphigoni terdapat amphigoni dan gonochorisme. Ovaria dan testes berbentuk sebagai kandung-kandung yang tersusun dalam dua baris. Mereka terdapat di dalam cristae genitales. Mereka bermuara keluar dengan baris pori yang terdapat pada tepi crista genetalis.
Fertilisasi berlangsung ex tern. Perkembangan dapat langsung atau dengan metamorphosis. Pada perkembangan langsung seperti halnya pada Saccoglossus, terjadi pembelahan secara holoblastis dan equal, sehingga terjadi bentuk blastula. Bentuk blastula berubah menjadi bentuk grastula dengan cara invaginasi. Gastroporus kemudian menutup dan entoderm memisah dari ectoderm. Embrio memanjang dan suatu salcus memanjang melingkar terjadi sebagai invaginasi di dalam sulcus. Anus terjadi pada tempat gastroporus.
Sub Phylum Hemichordata dibagi menjadi dua klas dan dua ordo yaitu:
  • Class : Enteropneuta, contoh Balanoglossus sp.
  • Class : Peterobranchia
  • Ordo : Cephalodiscoides, contoh Cephalodiscus sp.
  • Ordo : Rhabdopleuridea, contoh : Rhabdopleura, sp.
  1. SUB PHYLUM UROCHORDATA
Terdapat di laut dari daerah tropis sampai kutub pada pantai sampai kedalaman 4.803 m. Beberapa hidup bebas, dan beberapa melekat atau sesil, setelah masa larva yang hidup bebas. Nothocord hewan-hewan ini terdapat pada ekor pada masa larva saja. Bentuk hewan ini bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Beberapa hidup secara soliter bererapa hidup secara koloni.
Anatomi
Salah satu contoh dari sub phylum Urochordata adalah Ascidia berbentuk sebagai silinder atau bulat memanjang. Pada satu ujung ia melekat pada sesuatu. Tubuhnya ditutup oleh tunica yang dibuat dari cellulose atau tunicin. Ia dibuat oleh cel-cel mesoderm. Tunica melapisi pallium, ialah suatu lapisan yang tersusun dari ectoderm, jaringan pengikat dan serabut-serabut otot, yang terutama berjalan melingkar.
Pada ujung yang bebas terdapat satu lubang yng disebut lubang oral. Pada satu sisi dekat ujung bebas terdapat lubang lain adalah lubang atrul. Pada tepi lubang tersebut pallium berhubungan dengan tunica. Di keliling lubang-lubang tersebut di dalam pallium ada otot spinecter yang kuat.
Oral dari crista peripharyngealis yang oral, terdapat suatu lingkaran tenrakel-tentakel kecil. Diduga bahwa pada tentakel-tentakel ini ada sel-sel indra yang berfungsi sebagai chemore\eseptor. Esophagus mulai dari dasar saccus branchialis dan bermuara ke dalam ventriculus yang melebar. Ventriculus melanjutkan diri ke dalam intestinum. Intestinum bermuara melalui anus ke dalam atrium dekat lubang atrist.
Pada Ascidia ada hermaproditisme protogyni. Ovarium dan testis berlekatan, dikelilingi oleh intestinum. Oviduct dan ductus deferens berjalan mengikuti intestinum dan bermuara ke dalam atrium dekat anus.
Fisiologi
Makanan berupa plankton-plankton kecil masuk ke dalam pharynx. Plankton ini terjerat oleh getah yang pekat yang berasal dari sel-sel kelanjar yang berasal dari endostyle, dan dialirkan oleh gerakan silia pada endostyle, cristae epicaryngeales dan lamina dorsalis ke lubang esophagus, lalu mengalir melalui stigmata di mana terjadi pertukaran gas antara darah dan air. Kontraksi cor ialah secara peristaltik dengan arah yang berganti-ganti, sehingga aliran darah juga berganti-ganti.
Kelompok sel-sel besar dengan gelembung-gelembung besar yang mengandung asam urat diduga berfungsi sebagai alat exskresi. Juga diduga bahwa grandula neurelaris berhubungan dengan exkresi. Pada tentakel di dalam lubang mulut diduga ada sel-sel yang berfungsi sebagai chemoreceptor. Juga diduga bahwa tuberculum dorsale merupakan suatu alat indera. Pada keadaan protogyni, ovarium berfungsi dulu, kemudian testis. Oleh karenanya dapat terjadi autofertilisasi.
Embryo
Fertilisasi berlangsung extern. Pembelahan terjadi sampai terjadi bentuk blastula. Bentuk blastula ialah pipih dengan sel-sel, yang membentuk ectoderm yang agak cembung di atas dan sel-sel yang embentuk entoderm yang agak cekung di bawah. Sel-sel ectoderm memperbanyak diri lebih cepat, sehingga mereka lebih kecil. Bentuk gastrula terjadi kebanyakan dengan cara invanigasi epibolis. Pada cara ini sel-sel ectoderm terus memperbanyak diri lebih cepat, sehingga entoderm makin lama makin cekung dan ectoderm meluas menutupi entoderm. Blastocela menghilang dengan mendalamnya cekung terjadilah bentuk gastrula dengan archenteron dan gastoporus. Gastoporus kemudian mengecil dan terletak pada ujung caudal sebelah dorsal atau atas. Embryo kemudian memanjang, sebelah atau lebih mendata, padahal sebelah bawah atau ventral tetap cembung.
Pada tahap metamorphosis, jumlah stigmata (lubang insang) bertambah, ekor serta chordata dorsalis dan bagian caudal medulla spinalis menghilang. Bangunan-bangunan yang dipandang mata dan otocyt serta kandungan alat indera menghilang, bagian cranial medulla spinalis menjadi suatu ganglion dan dan gonades serta saluran mereka terjadi antara ventriculus dan intestenum dari mesoderm.
Bagian tubuh antara bagian yang melekat dan mulut tumbuh cepat sehingga tubuh memutar mencapai 1800 dengan mulut dan lubang atrial terdapat pada ujung yang bebas. Akhirnya papillae adhesivae menghilang dan seluruh tubuh dikelilingi oleh tunica.
Subphylum Urochordata dibagi dalam classes dan ordines sebagai berikut:
  • Class Larvaceae, contoh: Appendicularis sp.
  • Class Ascidiaceae, contoh: Ascidiaceae sp
  • Class Thalliaceae, contoh: Thalliaceae sp.
  • Ordo Enterogona, contoh: Ascidia intestinalis
  • Ordo Pleurogona, contoh: Botryllus violaceus
  • Ordo Doliolida, contoh : Doliolum denticulatum
  • Ordo Salpida, contoh: Salpa
  • Ordo Pyrosomida, contoh: Pyrosoma giganteum
Berikut ini adalah contoh-contoh dari anggota subphylum Urochordata:
Botryllus schlosseri
Appendicularis Didemnum commune01fish01
Tunnicate Cyclosalpa affinis
D. SUBPHYLUM CHEPALOCHORDATA
Bentuk seperti ikan dan meliputi 30 species dan diantara yang terkenal adalah AMPHIOXUS dan LANCELET. Hewan ini biasanya menguburkan diri dalam pasir yang bersih di dasar tepi laut yang aman dengan mencuatkan bagian anteriornya. Di dalam air biasanya berenang lincah sekali. Sebutan Lancelet disebabkan ujung akhir tubuh runcing. Ciri Chordata pada chepalochordata jelas sekali bila dibandingkan dengan Sub Phylum Hemichordata dan Tunicata.
Anatomi
Badan panjangnya tidak melebihi 5,8 cm. Ia adalah runcing pada kedua ujung. Ujung cranial disebut rostum. Pada tepi dorsal terdapat suatu lipatan median longitudinal, ialah sirip dorsal yang melanjutkan diri ke caudal sebagai sirip caudal yang kemudian melanjtkan diri ke venral cranial sampai dimana penampang melintang badan menjadi segitiga, sebagai sirip ventral. Ada 2/3 bagian cranial badan tidak ada sirip ventral tetapi pada batas antara dataran lateral dan dataran ventral terdapat suatu lipatan yang disebut metapleura.
Ada 100 celah-celah insang atau lebih. Mereka ialah memanjang ke arah entrodorsal atau agak miring. Septa interbranchiala yang memisahkan celah-celah insang satu dari yang lain, disebelah dalam dilapisi oleh sel-sel ephitelium pendek dan tidak bercilia yang berasal dari ectodermal.
Pembuluh-pembuluh darah Amphioxus ialah semua dari satu macam, tetapi oleh kaena ada homologinya pada pembuluh-pembuluh darah craniata, beberapa dari mereka disebut arteriae dan beberapa venae.
Pada Amphioxus terdapat gonochorisme, tetap bentuk hewan jantan dan hewan betina ialah sama, sehingga tidak ada dimorphisme. Gonades berbentuk sebagai kandung-kandung sejumlah 26 pasang yang tersusun antara dinding badan dan dinding lateral atrium, di daerah pharyngeal dan post-pharyngeal. Gonades tidak mempunyai saluran keluar. Bila sel-sel kelamin masak, sel-sel tersebut menembus dinding lateral aerom dan datang di dalam atrium untuk kemudian keluar melalui actoporus.
Fisiologi
Interaksi satu myomer, menyebabkan badan membengkok pada tempat myomer itu. Bila kontraksi myomer-myomer itu terjadi berturut-turut dari canial ke caudal dan berganti-ganti kanan dan kiri, terjadi gerakan mengelombang dari tubuh cranial ke caudal.
Embryologi
Fertilisasi berlangsung extern. Pembelahan melalui meridional, kemudian sampir equatorial, sehingga terjadi micromer dan macromer dan terjadi bentuk morula. Kemudian terjadi bentuk blastula disusul oleh bentuk glastula. Bentuk glastrula terjadi oleh karena adanya invaginasi secara epiboli. Bentuk gastrula semula berbentuk seperti piring, tetapi kemudian archenteron mendalam dan gastoporus mengecil dan terdapat pada ujung yang akan menjadi ujung caudal, di datran yang akan menjdi dataran dorsal. Dataran ini mendatar padahal dataran yang akan menjadi dataran ventral tetap melengkung. Pada sel-sel ectoderm terdapat cilia. Kemudian seperti halnya pada Urochordata, ectoderm di sebelah dorsal, cranial dan gastropopus, menjadi lamina medullaris.
Sub Phylum Chepalochordata hanya terdiri atas satu class, ialah:
Class: Cephalochordata
Klasifikasi selanjutnya ialah sebagai berikut:
Ordo : Branchiostomidae
Familia : Branchiostomidae
Contoh : Amphioxus lanceolatus
Ordo : Amphioxidia
Famili : Amphioxididiae
Contoh : Amphioxides sp.

GENETIKA MIKROORGANISME, SEBUAH ELEMEN DASAR PENYUSUN KEHIDUPAN MIKROORGANISME

Abstrak
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan (heredity) atau konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Genetika mikroba telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengertian dari genetika virus, bakteri, dan jamur dan komponen yang menyusun genetika dari virus, bakteri, dan jamur. Kesimpulan dari penulisan ini adalah gen dari bakteri virus dan jamur secara umum tersusun dari DNA dan RNA, namun dalam hal tertentu terdapat perbedaan tergantung dari jenis bakteri, virus, dan jamur tersebut.
Kata Kunci: Genetika, DNA, RNA.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu genetika mendefinisikan dan menganalisis keturunan (heredity) atau konstansi dan perubahan pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter organisme. Unit keturunan disebut gen,adalah suatu segmen DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau fisiologis tertentu. Pendekatan tradisional pada genetika telah mengidentifikasikan gen sebagai dasar kontribusi karakter fenotip atau karakte dari keseluruhan stuktural dan fisiologis dari suatu sel atau organisme, karakter fenotip seperti warna mata pada manusia atau resistensi terhadap antibiotik pada bakteri, pada umumnya di amati pada tingkat organisme. Dasar kimia untuk variasi daam fenotip, atau perubahan urutan DNA dalam suatu gen atau dalam organisasi gen.(Jawets, 2001).
Penelaahan tentang genetika pertama kali dilakukan oleh seorang ahli botani bangsa Austria, Gregor Mendel  pada tanaman kacang polongnya. Pada tahun 1860-an ia menyilangkan galur-galur kacang polong dan mempelajari akibat-akibatnya. Hasilnya antara lain terjadi perubahan-perubahan pada warna,bentuk, ukuran, dan siat-sifat lain dari kacang polong tersebut.penelitian inilah ia mengembangkan hukum-hukum dasar kebakaan. Hukum kebakaan berlaku umum bagi semua bentuk kehidupan. Hukum-hukum mendel berlaku manusia dan juga organisme percobaan dahulu amat populer dalam genetika, yakni lalat buah Drosophila. Namun sekarang, percobaan-percobaan ilmu kebakaan dengan menggunakan bakteri Escherichia coli. Bakteri ini di pilih karena paling mudah di pelajari pada taraf molekuler sehingga merupakan organisme pilihan bagi banyak ahli genetika. Hal ini membantu perkembangan bidang genetika mikroba. Jasad renik yang di pelajari dalam bidang genetika mikroba meliputi bakteri, khamir, kapang, dan virus (Waluyo, 2005).
Genetika mikrobia tradisional terutama berdasarkan pada pengamatan atau observasi perkembangan secara luas. Variasi fenotif telah diamati berdasar kemampuan gen untuk tumbuh dibawah kondisi terseleksi, misalnya bakteri yang mengandung satu genyang resisten terhadap ampisilin dapat dibedakan dari bakteri kekurangan gen selama pertumbuhannya dalam lingkungan yang mengandung anti biotik sebagai suatu bahan penyeleksi. Catatan, bahwa seleksi gen memerlukan expresinya dibawah kondisi yang tepat, dapat diamati pada tingkat fenotif.
Genetika mikrobia telah mengungkapkan bahwa gen terdiri dari DNA, suatu pengamatan yang melekat dasar bagi biologi molekuler. Penemuan selanjutnya dari bakteri telahmengungkapkan adanya restriction enzymes (enzim restriksi) yang memotong DNA pada tempat spesifik, menghasilkan fragmen potongan DNA. Plasmida diidentifikasikan sebagai elemen genetika kecil yang mampu melakukan replikasi diri pada bakteri dan ragi. Pengenalan dari sebuah fragmen potongan DNA kedalam suatu plasmid memungkinkan fragmen di perbanyak (teramplifikasi). Amplifikasi regio DNA spesifik dapat di capai oleh enzim bakteri menggunakan polymerase chain reaction (PCR) atau metode amplifikasi nukleotida berdasar enzim yang lain (misalnya amplifikasi berdasar transkripsi). DNA yang di masukkan kedalam plasmid dapat di kontrol oleh promoter ekspresi pada bakteri yang mengamati protein, di ekspresi pada tingkat tinggi. Genetika bakteri mendasari perkembangan rekayasa genetika, suatu teknologi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan di bidang kedokteran.(Jewetz, 2001).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
Ø      Apa pengertian dari genetika virus, bakteri, dan jamur ?
Ø      Apa saja komponen yang menyusun genetika dari virus, bakteri, dan jamur ?
Tujuan Penelitian
Penulisan ini betujuan untuk mengetahui pengertian dari genetika virus, jamur, dan bakteri dan komponen apa sajakah yang menyusun genetika virus, jamur, dan bakteri.
Manfaat Penelitian
Penulisan ini memberikan beberapa manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang pengertian dari genetika virus, bakteri, dan jamur serta komponen apa sajakah yang menyusun genetika virus, jamur, dan bakteri. Aspek ekonomi dengan mengetahui genetika dari mikroorganisme serta kompoen penyusunnya maka pihak industri dapat membuat mikoorganisme yang mempunyai kualitas yang sama yang digunakan dalam produksi di industrinya dengan memanfaatkan genetika dari mikroorganisme yang mempunyai sifat unggul.
PEMBAHASAN
Struktur DNA dan RNA
Informasi genetika disimpan sebagai suatu urutan basa pada DNA. Pada RNA bakteriofaga (contohnyaQβ  MS2) dan beberapa virus RNA (contohnya virus influenza, dan reovirus), informasi genetika disimpan sebagai urutan basa dalam RNA. Kebanyakan molekul DNA adalah rantai ganda, dengan basa-basa komplementer (A-T; G-C) berpasangan menggunakan ikatan hydrogen pada pusat molekul. Sifat komplementer dari basa memungkinkan satu rantai (rantai cetakan, template) menyediakan informasi untuk salinan atau ekpresi informasi pada suatu rantai yang lain (rantai penyandi). Pasangan-pasangan basa tersusun dalam bagian pusat double helix DNA dan menentukan informasi genetiknya. Setiap empat basa diikatkan pada phosphor-2-deoxyribose membentuk suatu nukleotida. Muatan negetif phosphodiester backbone dari DNA berhadapan dengan pelarut, dan muatan ini tersusun sepanjang struktur linear dari molekul. Panjang molekul DNA pada umumnya tersusun dalam ribuan pasang DNA ribuan pasang basa, atau kilobase pavis (kbp). Suatu virus kecil dapat mengandung satu molekul DNA tunggal yang terdiri dari lima kbp, sedangkan kromosom Eshericia coli adalah 4639 kbp. Setiap pasangan basa dipisahkan dari urutan sebelumnya sekitar 0,34 nm, atau 3,4 X 10-7 nm, sehingga panjang keseluruhan kromosom E.coli diperkirakan I nm. Oleh karena keseluruhan dimensi sel bakteri diperkirakan 1000 kali lebih kecil dari pada panjangnya tersebut sehingga terbentuk lipatan yang melipat lagi atau supercoiling, menyusun struktur fisik dari molekul in vivo.
RNA pada umumnya dalam bentuk rantai tunggal. Basa uracil (U) pada RNA membantu fungsi hibridisasi, sedangkan thymine (T) pada DNA, sehingga basa-basa komplementer yang menentukan struktur RNA adalah A-U dan C-G. keseluruhan struktur dari molekul RNA rantai tunggal di tentukan oleh hibridisasi di antara urutan basa yang membentuk lipatan (loops), membentuk struktur utuh yang mampu mengekspresikan informasi genetik yang terkandung dalam DNA.
Beberapa molekul RNA memiliki fungsi enzim (ribozymes). Fungsi utama RNA adalah komunikasi dari susunan gen DNA ke ribosom dalam bentuk messenger RNA (mRNA). Ribosom yang mengandung ribosomal RNA (rRNA) dan protein-protein, menterjemahkan pesan ke dalam struktur primer dari protein-protein perantara aminoacyl transfer RNA (tRNA). Molekul-molekul RNA bervariasi dalam ukuran dari tRNA yang kecil, yang mengandung kurang dari 100 basa, sampai mRNA yang dapat membawa pesan genetik sepanjang ribuan basa. ribosom bakteri mengandung 3 macam rRNA dengan ukuran 150, 1540, dan 2900 basa, dengan sejumlah protein. Ribosom eukariota memiliki molekul rRNA yang lebih besar. Kebutuhan fisiologik ini ditunjukkan dalam perputaran metabolic yang cepat dari kebanyakan mRNA. Selain itu, tRNA dan rRNA yang dihubungkan dengan fungsi umumnya pada sintesa protein, cenderung stabil, dan keduanya terhitung lebih dari 95 % dari total RNA dalam satu sel bakteri.
Contoh Gambar DNA dan Komponen Secara Umum
\TUGAS\Mikrobiologi\genetika mikroba\3-7e-2.jpg
\TUGAS\Mikrobiologi\genetika mikroba\kode_genetik3.jpg
Genetika Bakteri
Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas yaitu:
1.      Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya
2.      Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari sel induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi
Pada bakteri, unit herediternya disebut genom bakteri. Genom bakteri lazimnya disebut sebagai gen saja. Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar kromosom (ekstra kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri. Meskipun bakteri bersifat haploid, transimisi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya berlangsung secara linier, sehingga pada setiap siklus pembelahan sel, sel anaknya menerima satu set gen yang identik dengan sel induknya.
Kromosom bakteri yang terdiri dari DNA mempunyai berat  lebih kurang2-3% dari berat kering satu sel. Dengan mikroskop elektron, DNA tampak sebagai benang-benang fibriler yang menempati sebgian besar dari volume sel. Molekul DNA bila diekstraksi dari sel bakteri biasanya mempunyai bentuk yang sirkuler, dengan panjang kira-kira 1 mm. DNA ini mempunyai berat molekul yang tinggi karena terdiri dari heteropolimer dari deoksiribonukleotida purin yaitu Adenin dan Guanin dan deoksiribonukleotida pirimidin yaitu Sitosin dan Timin.
Watson dan Crick, dengan sinar X menemukan bahwa struktur DNA terdiri dari dua rantai poliribonukleotida yang dihubungkan satu sama lain oleh ikatan hidrogen antara purin di satu rantai dengan pirimidin di rantai lain, dalam keadaan antiparalel, dan disebut sebagai struktur double helix. Ikatan hidrogen ini hanya dapat menhubungkan Adenin (6 aminopurin) dengan Timin (2,4 dioksi 5 metil pirimidin) dan antara Guanin (2 amino 6 oksipurin) dengan Sitosin (2 oksi 4 amino pirimidin). Singkatnya pasangan basa pada suatu sekuens DNA adalah A-T dan S-G. Karena adanya sistem berpasangan demikian, maka setiap rantai DNA dapat dijadikan cetakan/template untuk membangun rantai DNA yang komplementer. Waktu terjadinya proses replikasi DNA dalam pembelahan sel, molekul DNA dari sel anaknya terdiri dari satu rantai DNA yang komplememter tapi dibuat baru, dengan kata lain, pemindahan materi genetik dari satu generasi ke generasi berikutnya adalah dengan cara semikonservatif.
Fungsi primer DNA pada hakikatnya adalah sebagai sumber perbekalan informasi genetik yang di miliki oleh sel induk. Proses replikasi di kerjakan dengan amat lengkap sehigga sel anaknya mendapatkan pula informasi genetik yang lengkap, sehingga terjadi kesetabilan genetik dalam suatu  populasi mikroorganisme. Satu benang kromosom biasanya terdiri dari 5 juta pasangan basa dan terbagi atas segmen atau sekwens asam amino tertentu. Dari akan terbentuk stuktur protein. Protein ini kemudian menjadi enzim-enzim, komponen membran sel dan struktur sel yang lain yang  secara keseluruhan menentukan karakter dari sel itu.
Mekanisme yang menunjukan bahwa sekuen nukleotida di dalam gen menentukan sekuens asam amino pada pembentukan protein adalah sebagai berikut:
1.      Suatu enzim amino sel bakteri yang disebut enzim RNA polimerase membentuk satu rantai oliribonukleotida (= messesnger RNA = mRNA) dari rantai DNA yang ada. Proses ini diseut transkripsi. Jadi pada transkripsi DNA, terbentuk satu rantai RNA yang komplementer denagan salah satu rantai double helix dari DNA.
2.      Secara enzimatik asam amino akan teraktifasi dan di transfer kepada transfer  kepada transfer RNA (= tRNA yang mempunyai daptor basa yang komplementer dengan basa mRNA di satu ujungnya dan mempunyai asam amino spesifik di ujung lainnya tiga buah basa pada mRNA di sebut triplet basa yang lazim disebut sebagai kodon untuk suatu asam amino.
3.      mRNA dan tRNA bersama-sama menuju kepermukaan ribosom kuman, dan disinilah rantai polipeptida terbentuk sampai seluruhkodon selesai dibaca menjadi menjadi suatu sekwen asam amino yang membentuk protein tertentu. Proses ini disebut translasi.
DNA Bakteri
Bakteri memiliki kekurangan unsur-unsur yang mengacu pada stuktur komplek yang terlibat dalam pemisahan kromsom-kromosom eukariota menjadi nukleid anak yang berbeda. Replikasi dari DNA bakteri dimulai pada satu titik dan bergerak ke semua arah. Dalam prosesnya, dua pita lama DNA terpisah dan digunakan sebagai model untuk mensistensiskan pita-pita baru (replikasi semikonservatif). Strukur dimana dua pita terpisah dan sintesis baru terjadi disebut sebagai percabangan replikasi. Replikasi kromosom bakteri sangat terkontrol, dan kromosom tiap sel yang tumbuh berkisar antara satu dan empat. Beberapa plasmida bakteri bias memiliki sampai 30 tiruan dalam satu sel bakteri, dan mutas yang menyebabkan control bebas dari relikasi plasmida bahkan bias menghasilkan tirun yang lebih banyak.
Replikasi pita DNA ganda sirkular dimuli pada locus ori dan membuuhkan interaksi dengan beberapa protein. Dalam E coli, replikasi kromosom berakhir pada suatu tempat yang disebut “ter“. Dua kromosom anak terpisah, atau terpecah sebelum pembagian sel, sehingga tiap-tiap keturunan memiliki satu DNA anak. Hal ini dapat disempurnakan dengan bantuan topoisomerase atau melakukan pengkombinasian. Proses serupa yang mengacu pada replikasi DNA plasmida, kecuali pada beberpa kasus, replikasinya adalah tidak terarah.
Contoh Gambar Molekul DNA Bakteri

Transposon
Transposon tidak membawa informasi genetika yang dibutuhkan untuk memasangkan replikasi sendiri terhadap pembagian sel, sehingga perkembangbiakannya tergantung pada penyatuan fisiknya dengan replika bakteri. Penyatuan ini dibantu oleh kemampuan transposon untuk membentuk tiruannya sendiri, yang mungkin disisipkan dalam replika yang sama atau mungkin disatukan pada replika lainnya. Spesifisitas dari rangkaian pada bagian sisipan biasanya rendah, sehingga transposon kadang cenderung menyisip dalam sistem acak. Sebagian besar plasmida ditransfer antar sel-sel bakteri, dan penyisipan dari sebuah transposon ke dalam suatu plasmida bisa menyebabkan penyebaran dalam sebuah populasi.
Fagus
Bakteriofagus menunjukkan cukup banyak keragaman dalam sifat dasar asam nukleat mereka, dan perbedaan ini direfleksikan pada bentuk replikasi yang berbeda. Berbagai strategi perkembangbiakan pada dasarnya ditunjukkan oleh fagus litik dan temperature. Fagus litik menghasilkan banyak tiruan mereka sendiri dalam satu laju pertumbuhan tunggal. Fagus temperatur membentuk mereka sendiri sebagai profagus, baik dengan bagian replika yang terbentuk atau dengan membentuk replika bebas.
Pita DNA ganda dari banyak litik adalah linear dan fase pertama dari replikasinya merupakan pembentukan DNA sirkular. Proses ini tergantung pada ujung-ujung kohesif, ekor pita tunggal pelengkap DNA yang berhibridasi. Ligasi, pembentukan sebuah ikatan fosfodiester antar ekornya, meningkatkan DNA sitkular yang terikat secara kovalen yang mungkin mengalami replikasi dengan cara yang serupa dengan yang digunakan untuk replika lainnya. Pembelahan dari lingkaran sel menghasilkan DNA linear yang terbungkus dalam lapisan protein unuk membentuk fagus turunan.
Pita tunggal DNA dari fagus filamentus diubah menjadi sebuah bentuk replikatif pita ganda sirkular. Sebuah pita bentuk replikatif digunakan sebagai model dalam suatu proses yang terus menerus yang menghasilkan pita DNA. Modelnya adalah lingkaran berputar, dan pita tunggal DNA yang dihasilkan terbelah dan terbungkus protein untuk pengelupasan ekstraseluler.
Ditunjukkan diantara pita tunggal RNA, fagus merupakan partikel ekstraseluler terkecil yang mengandung informasi untuk membantu replikasi diri mereka sendiri. RNA dari fagus MS2 misalnya, berisi (kurang dari 4000 nukleotida) tiga gen yang bias berlaku seperti mRNA yang mengikuti infeksi. Satu gen mewakili protein pelindung dan yang lain mewakili polimerase RNA yang menghasilkan bentuk replikatif adalah inti partikel infeksi baru. Mekanisme perkembangbiakan retrovirus, virus-virus RNA hewan yang menggunakan RNA sebagai model untuk sintesis DNA.
Beberapa bakteriofagus sederhana yang dicontohkan oleh fagus P1 E. coli dapat dibentuk pada tahap profagus sebagai plasmida. Pita ganda DNA dari bakteriofagus sederhana lainnya terbentuk sebagai profagus melalui penyisipannya dalam kromosom induk. Tempat penyisipannya mungkin cukup spesifik, seperti yang dicontohkan oleh penyatuan fagus E. coli pada lokus int. tunggal pada kromosom bakteri.
Contoh-Contoh Gambar Proses Genetika Bakteri
Genetika Virus
Virus mampu bertahan hidup, tetapi tidak tumbuh, bila tidak di dalam sel inang. Replikasi genom virus tegantung pada energi metabolik dan mesin sintesis makromolekul pada inang. Sering, bentuk parasitisme genetik ini mengakibatkan debilitas atau kematian sel inang. Oleh karena itu, keberhasilan perbanyakan virus memerlukan (1) suatu bentuk stabil yang memungkinkan virus bertahan hidup di luar inangnya, (2) suatu mekanisme invasi pada sel inang, (3) informasi genetik untuk replikasi komponen virus dalam sel, dan (4) informasi tambahan yang mungkin diperlukan untuk packaging (menyimpan) komponen virus dan pengeluaran virus dari sel inang.
Perbedaan sering ditemukan antara virus pada sel eukariotik dengan virus pada sel prokariotik (bacteriophage). Perhatian lebih tepat pada sub grup virus, tetapi jangan dilupakan dictum Andre Lwoff : Virus adalah virus. Banyak konsep dasar dari biologi molekuler, muncul dari penemuan bacteriophage.
Molekul asam nukleat bacteriophage dikelilingi suatu mantel protein. Beberapa faga juga mengandung lipid, tetapi hal ini adalah perkecualian. Asam nukleat pada faga bervariasi. Banyak faga memiliki DNA rantai ganda, yang memiliki RNA rantai tunggal. Basa yang tidak umum ditemukan seperti hydroxylmethylcytosine kadang – kadang ditemukan pada asam nukleat faga. Banyak faga memiliki struktur menyerupai alat injeksi syringe khusus yang dapat mengikat reseptor pada permukaan sel dan menginjeksikan asam nukleat ke dalam sel inang.
Faga dapat dibedakan berdasarkan pada cara perbanyakan dirinya. Lytic phagers menghasilkan banyak salinan dirinya sebagai cara memastikan sel inangnya. Kebanyakan laporan studi Lytic phagers, T-phages (missal T2, T4) pada Escherichia coli, memerlukan waktu yang tepat untuk ekspresi gen virus untuk koordinasi pembentukan faga. Temperate phages mampu masuk ke dalam suatu prophage pada keadaan nonlitik, pada replikasi asam nukleatnya dikaitkan dengan replikasi DNA sel inang. Bakteri yang membawa prophage disebut lysogenic, karena suatu signal fisiologik dapat menjadi trigger suatu siklus litik yang mengakibatkan kematian sel inang dan mengeluarkan banyak salinan phages. Karakter terbaik temperate phages adalah E.coli phage λ (lambda). Gen – gen penentu litik atau respons lysogenic pada infeksi λ telah diidnetifikasi dan interaksi yang kompleks telah diexsplorasi secara teliti.
Filamenthous phages, contoh yang telah dipelajari dengan baik adalah E.coli phage M13, filamennya mengandung DNA rantai tunggal yang kompleks dengan protein dan diperoleh dari inangnya, dimana inang mengalami debilitas (keadaan memburuk) tetapi tidak dimatikan oelh infeksi ini. Rekayasa DNA ke dalam phage M13 menyediakan rantai – rantai tunggal yang sangat bernilai untuk analisis dan manipulasi DNA.
Contoh Gambar Struktur Virus
\TUGAS\Mikrobiologi\genetika mikroba\virus.gif\TUGAS\Mikrobiologi\genetika mikroba\biox05_8.jpg
Genetika Jamur
Genom adalah keseluruhan informasi genetik dalam suatu organisme. Hampir semua genom eukariota dibawa pada satu atau lebih kromosom linear terpisah dari sitoplasma didalam membran inti sel (nukleus). Diploid sel eukariota mengandung 2 homologeus (salinan evolusioner) dari setiap kromosom. Mutasi atau perubahan genetik sering tidak dapat dideteksi pada sel diploid karena susunan satu salinan gen kompensasi untuk perubahan fungsi homolognya. Satu gen yang tidak dapat mengekspresi fenotipitik pada keberadaan homolognya. Dinyatakan resesif, sedangkan satu gen yang mengatasi efek homolognya dinyatakan dominan. Efek mutasi dapat sangat tampak pada sel – sel haploid, yang membawa hanya satu salinan tunggal dari kebanyakan gen. Sel – sel yeast (suatu eukairota) sering diteliti, Karena dapat dipertahankan dan dianalisis pada keadaan haploid.
Sel-sel eukariota mengandung mithocondria. Pada beberapa kasus dinyatakan sebagai kllroplas. Didalam setiap organel ini ada satu molekul DNA sirkuler yang mengandung beberapa gen yang berfungsi seperti organel khusus. Kebanyakan gen berhubungan dengan fungsi organel, dibawa oleh kromosom eukariota. Banyak yeast mengandung suatu elemen genetik tambahan, suatu lingkaran 2 μm mampu berreplikasi secara independen, mengandung 6,3 kbp DNA. Semacam lingkaran kecil DNA ini disebut plasmid, sering ditmukan padagenetik eukariota. Ukuran kecil dari plasmid memudahkan manipulasi genetik, dan setelah perubahannya, dapat dimasukkan ke dalam sel-sel. Oleh karena itu, plasmid digunakan pada rekayasa genetika.
Repetitive DNA, dalam jumlah besar pada sel eukariota, telah di temukan pula pada sel prokariota. Pada genom eukariota, repetitive DNA sering dihubungkan dengan region penyandi dan lokasi utama pada regio penyandi dan lokasi utama pada region ekstra gen. susunan pendek berulang (short sequence,SSR) ini atau short tandemly repeateds sequences (STR) ada dalam beberapa salinan atau sampai ribuan salinan yang menyebar di seluruh genom. Adanya SSR pokariata telah di dokumentasikan  dengan baik dan beberapa menunjukan polymorfisme yang luas, variasi ini di perkirakan karena kesalahan pasangan rantai (slipped-strand mispairing) dan hal ini di perlukan untuk adatasi dan hal ini di perlukan untuk adaptasi dan variasi bakteri. Banyak gen eukariota disisipi intron, sisipan susunan DNA yang akan hilang pada mRNA yang di tranlasi. Intron telah diamati pada gen archze tetapi hanya sedikit perkecualian yang tidak di temukan pada eubakteria
Kebanyakan gen jamur di bawa pada kromosom bakteri. Data susunan genom menunjukan bahwa kebanyakan genom jamur terdiri dari satu molekul DNA sirkuler yang mengandung DNA 580 kbp sampai lebih dari 4600 kbp. Banyak bakteri pada jamur mengandung gen-gen tambahan pada plasmid yang bervariasi mulai dari beberapa kbp sampai 100 kbp. DNA sirkuler (kromosom dan plasmid), yang mengandung informasi genetik di perlukan untuk respirasinya disebut replicon. Membrane tidak memisahkan gen bakteri dari sitoplasma seperti pada eukariota dengan beberapa perkecualian, gen bakteri adalah haploid.
Gen-gen yang penting untuk pertumbuhan jamur dibawa pada kromosom, dan plasmid yang membawa gen dikaitkan dengan fungsi-fungsi spesifik. Banyak plasmid membawa gen untuk di pindahkan dari satu organisme ke organisme lain sebaik pada pengaturan DNA (rearrangement DNA). Oleh karena itu gen-gen yang berasal dari hasil evolusi independent dapa di gabungkan dengan plasmid, dapat menyebar diantara populasi bakteri secara luas. Akibat kejadian genetik ini telah diamati pada penyebaran plasmid pembawa resistensi anti biotika setelah penggunaan anti biotika yang bebas di rumah sakit.
Transposon adalah element-element genetik yang mengandung beberapa kbp DNA, termasuk informasi yang di perlukan untuk migrasinya dari satu lokus gen ketempat lainya, sehinga menciptakan mutasi. Peran transposon pendek (750-200 bp), dikenel sebagai incertion element, menghasilkan banyak mutasi akibat insersi. Element ini hanya membawa gen-gen untuk enzim-enzim, yang diperlukan untuk mendorong transposisinya sendiri. Hampir semua bakteri membawa element IS, yang penting pada pembentukan strain-strain dengan high-frequency recombinant (Hfr). Kompleks tranposon membawa gen-gen untuk fungi-fungsi khusus seperti resistensi antibiotika dan diapit oleh IS. Tidak seperti plasmid, tranposom tidak mengandung informasi genetik yang di perluken untuk replikasinya. Seleksi transposon tergantung pada replikasinya sebagai bagian dari suatu replicon. Deteksi atau ekploitasi gen transposon di capai dengan cara seleksi dari informasi genetik khusus (secara normal, resistensi terhadap antibiotika) yang di bawanya.   
DNA Eukariota
Replikasi DNA eukariota terjadi pada beberapa titk tumbuh di sepanjang kromosom linear. Replikasi akurat pada ujung-ujung kromosom linear membutuhkan aktifitas enzimatis yang berbeda dari fungsi-fungsi normal yang terkait dengan replikasi DNA. Berbagai aktifitas tersebut mungkin melibatkan telomere, rangkaian DNA khusus (yang dibawa pada ujung kromosom eukariota) yang cenderung terlibat dalam replikasi akurat dari ujung kromosom. Eukariota telah mengembangkan alat – alat khusus yang disebut kumparan, yang melepas kromosom anak menjadi nukleid terpisah yang baru terbentuk oleh proses mitosis. Pembagian nukleid yang lebih ekstensif oleh meiosis merupakan satu faktor penting dalam mempertahankan struktur kromosom dalam satu spesies. Terkadang sel – sel tunggal tersebut merupakan gamet. Pembentukan gamet yang diikuti oleh penyatuan mereka untuk membentu zigot – zigot gandan merupakan sumber utama untuk variabilitas genetika melalui rekombinasi eukariota.
Gambar Contoh Perkembangbiakan Jamur
\TUGAS\Mikrobiologi\genetika mikroba\28-29-PlasmSlimeMoldLife-L.gif
Kajian Religi
Di dalam Al Quran, Allah SWT menyiratkan akan penciptaan makhluk hidup termasuk penciptaan mikroorganisme yang merupakan bagian dari mahluk hidup ciptaan Allah SWT, serta proses penciptaan dan komponen penyusun makhluk hidup termasuk mikroorganisme seperti dalam beberapa ayat yaitu:
Q.S Al Baqarah 164: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Q.S An Nur 45: Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Q.S An Nahl 12: Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya).
Dari beberapa ayat diatas dapat kita ketahui bahwa Allah SWT telah menciptakan makhluk hidup termasuk mikroorganisme secara sempurna atau secara mendetail tanpa ada hal yang tertinggal atau kurang pada diri makhluk hidup tersebut termasuk mikroorganisme. Sehingga kita sebagai makhluk hidup harus bersukur dengan pemberian Allah SWT, termasuk penciptaan mikroorganisme yang banyak member manfaat kepada manusia.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan “Genetika Mikroorganisme, Sebuah Elemen Dasar Penyusun Kehidupan Mikroorganisme“, dapat diambil kesimpulan bahwa:
v     Gen bakteri biasanya terdapat dalam molekul DNA (asam deoksirinukleat) tunggal, meskipun dikenal pula adanya materi genetik di luar kromosom (ekstra kromosomal), yang di sebut plasmid, yang tersebar luas dalam populasi bakteri.
v     Virus mampu bertahan hidup, tetapi tidak tumbuh, bila tidak di dalam sel inang. Replikasi genom virus tegantung pada energi metabolik dan mesin sintesis makromolekul pada inang.
v     Kebanyakan gen jamur di bawa pada kromosom bakteri. Data susunan genom menunjukan bahwa kebanyakan genom jamur terdiri dari satu molekul DNA sirkuler yang mengandung DNA 580 kbp sampai lebih dari 4600 kbp.
v     Secara umum gen dari bakteri, virus, dan jamur tersusun atas DNA dan RNA
Saran
Berdasarkan penulisan “Genetika Mikroorganisme, Sebuah Elemen Dasar Penyusun Kehidupan Mikroorganisme“, maka dapat disarankan bahwa untuk para ilmuwan atau mahasiswa agar lebih meneliti tentang genetika karena masih banyak hal yang menjadi misteri tentang genetika dari mikroorganisme, sehingga dapat diambil manfaat dari genetika mikroorganisme. Untuk pihak industri penelitian yang mendalam pada genetika mikroorganisme sangat disarankan, salah satu manfaatnya adalah dengan mengetahui genetika dari mikroorganisme tersebut maka pihak industri dapat menghasilkan mikroorganisme yang bermanfaat bagi pihak industri dengan didasarkan genetika dari mikroorganisme yang unggul sehingga pihak industri dapat memperoleh untung atau manfaat yang besar.
Daftar Pustaka
Jawetz. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.
Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Stanier Roger, Edward Alderberg dan John Ingraham. 1982. Dunia Mikroba 1. Bharata Karya Aksara. Jakarta.
Syurachman, Agus. 1994. Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa Aksara. Jakarta
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah Malang Prees. Malang.

Fermentasi Tempe

Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”.
Warna putih pada tempe disebabkan adanya miselia jamur yang tumbuh pada permukaan biji kedelai. Tekstur kompak juga disebabkan oleh mise1ia jamur yang menghubungkan biji-biji kedelai tersebut. Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti menganggap bahwa Rhizopus sp merupakanjamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga senyawa tersebut dengan cepat dapat dipergunakan oleh tubuh.
Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus sp tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehinggajamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan oleh jamur.
Rhizopus oligosporus menghasilkan enzim-enzim protease. Perombakan senyawa kompleks protein menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana adalah penting dalam fermentasi tempe, dan merupakan salah satu faktor utama penentu kualitas tempe, yaitu sebagai sumber protein nabati yang memiliki nilai cerna amat tinggi. Kandungan protein yang dinyatakan sebagai kadar total nitrogen memang tidak berubah selama fermentasi. Perubahan terjadi atas kadar protein terlarut dan kadar asam amino bebas.
Berdasarkan suatu penelitian, pada tahap fermentasi tempe ditemukan adanya bakteri Micrococcus sp. Bakteri Micrococcus sp. adalah bakteri berbentuk kokus, gram positif, berpasangan tetrad atau kelompok kecil, aerob dan tidak berspora, bisa tumbuh baik pada medium nutrien agar pada suhu 30°C dibawah kondisi aerob. Bakteri ini menghasilkan senyawa isoflavon (sebagai antioksidan).
Adanya bakteri Micrococcus sp. pada proses fermentasi tempe tidak terlepas dari tahapan pembuatan tempe, yang meliputi: penyortiran, pencucian biji kedelai diruang preparasi, pengupasan kulit, perebusan kedelai, perendaman kedelai, penirisan, peragian, pembungkusan, dan pemeraman. Selain itu faktor lingkungan juga mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain, waktu, suhu, air, pH, suplai makanan dan ketersediaan oksigen.

KANDUNGAN TEMPE

 

1. Asam Lemak

Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya.
Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
2. Vitamin
Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii.
Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.
3. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.
Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
4. Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.
Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.
Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini.
Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.

KHASIAT TEMPE

Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.
Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.
Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.
Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).
CARA PEMBUATAN TEMPE KEDELAI
  1. Biji kedelai yang telah dipilih/dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan air yang bersih selama 1 jam.
  2. Setelah bersih, kedelai direbus dalam air selama 2 jam.
  3. Kedelai kemudian direndam 12 jam dalam air panas/hangat bekas air perebusan supaya kedelai mengembang.
  4. Berikutnya, kedelai direndam dalam air dingin selama 12 jam.
  5. Setelah 24 jam direndam seperti pada butir 3 dan butir 4 di atas, kedelai dicuci dan dikuliti (dikupas).
  6. Setelah dikupas, kedelai direbus untuk membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman.
  7. Kedelai diambil dari dandang, diletakkan di atas tampah dan diratakan tipis-tipis. Selanjutnya, kedelai dibiarkan dingin sampai permukaan keping kedelai kering dan airnya menetes habis.
  8. Sesudah itu, kedelai dicampur dengan laru (ragi 2%) guna mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur. Proses mencampur kedelai dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit. Tahap peragian (fermentasi) adalah tahap penentu keberhasilan dalam membuat tempe kedelai.
  9. Bila campuran bahan fermentasi kedelai sudah rata, campuran tersebut dicetak pada loyang atau cetakan kayu dengan lapisan plastik atau daun yang akhirnya dipakai sebagai pembungkus. Sebelumnya, plastik dilobangi/ditusuk-tusuk. Maksudnya ialah untuk memberi udara supaya jamur yang tumbuh berwarna putih. Proses percetakan/pembungkus memakan waktu 3 jam. Daun yang biasanya buat pembungkus adalah daun pisang atau daun jati. Ada yang berpendapat bahwa rasa tempe yang dibungkus plastik menjadi “aneh” dan tempe lebih mudah busuk (dibandingkan dengan tempe yang dibungkus daun).
  10. Campuran kedelai yang telah dicetak dan diratakan permukaannya dihamparkan di atas rak dan kemudian ditutup selama 24 jam.
  11. Setelah 24 jam, tutup dibuka dan campuran kedelai didinginkan/diangin-anginkan selama 24 jam lagi. Setelah itu, campuran kedelai telah menjadi tempe siap jual.
  12. Supaya tahan lama, tempe yang misalnya akan menjadi produk ekspor dapat dibekukan dan dikirim ke luar negeri di dalam peti kemas pendingin.
TEMPE NON KEDELAI
v     Tempe dari Biji Saga Pohon
Salah satu tanaman alternatif yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe adalah tanaman Saga pohon (Adenanthera pavonina). Tanaman tersebut merupakan pohon tahunan asli Asia Tenggara, India, dan Cina Selatan (Ria tan, 2001). Saga pohon (Adenanthera pavonina) berbeda dengan Saga rambat (Abrus precatorius) yang mengandung racun. Saga pohon memiliki biji yang lebih besar berwarna merah terang, dengan batang pohon yang tinggi, dan daun yang lebih kecil.
Saga pohon mampu memproduksi biji kaya protein serta memiliki ongkos produksi yang murah. Hal tersebut karena penanaman Saga pohon tidak memerlukan lahan khusus karena bisa tumbuh di lahan kritis, tidak perlu dipupuk atau perawatan intensif. Selain itu, hama dan gulmanya minim sehingga tidak memerlukan pestisida, jadi bersifat ramah lingkungan karena dapat ditanam bersama tumbuhan lainnya. Kandungan protein yang terdapat pada biji Saga pohon tersebut juga lebh besar bila dibandingkan dengan kedelai dan beberapa tanaman komersil lainnya.
Biji Saga pohon
Di dalam biji Saga pohon terkandung sejumlah protein, yaitu (2,44 g/100g), lemak (17,99 g/100 g), dan mineral, diambil dari perbandingan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi makanan pokok. Mengandung gula yang rendah (8,2 g/100 g), tajin (41,95 g/100 g), dan zat penyusun lainnya adalah karbohidrat (Pasific Island Ecosistems at Risk).
Kandungan anti nutrisi yaitu methionine dan cystine, yang merupakan jenis asam amino yang terdapat dalam tingkat yang rendah. Sedangkan total asam yang mengandung lemak, yaitu asam linoceic dan oleic mengandung 70,7 %.
Jumlah asam lemak bebas yang terkandung pada Saga pohon relative tinggi terutama peroksida dan saponification yang terkandung senilai 29,6 mEqkg dan 164,1 mgKOHg, hal ini menunjukkan suatu kemiripan kandungan minyak pada makanan. Dapat disimpulkan bahwa biji Saga pohon menghadirkan suatu sumber potensi minyak dan protein yang bisa mengurangi kekurangan sumber protein nabati. (Sumber: Pasific Island Ecosistems at Risk).
Tempe Saga yang terbentuk
Kelebihan tempe Saga dibandingkan tempe dari kedelai, yaitu:
a.           Tempe dari biji Saga pohon lebih lembut daripada tempe dari kedelai.
b.          Tempe Saga tidak cepat menjadi tempe busuk dan dapat disimpan selama 2 minggu di dalam lemari es.
c.           Daya tahan biji Saga pohon jauh lebih kuat dan tahan lama dari biji kedelai karena biji Saga pohon dilindungi oleh kulit yang keras dan kedap air.
v     Tempe berbahan dasar legume
Tempe berbahan dasar legume mencakup tempe kacang kedelai, tempe koro benguk (dari biji koro benguk, Mucuna pruriens L.D.C. var. utilis, berasal dari sekitar Waduk Kedung Ombo), tempe gude (dari kacang gude, Cajanus cajan), tempe gembus (dari ampas kacang gude pada pembuatan pati, populer di Lombok dan Bali bagian timur), tempe kacang hijau (dari kacang hijau, terkenal di daerah Yogyakarta), tempe kacang kecipir (dari kacang kecipir, Psophocarpus tetragnolobus), tempe koro pedang (dari Canavalia ensiformis), tempe lupin (dari lupin, Lupinus angustifolius), tempe kacang merah (dari kacang merah, Phaseolus vulgaris), tempe kacang tunggak (dari kacang tunggak, Vigna unguiculata), tempe kara wedus (dari Lablab purpures), tempe kara (dari kara kratok, Phaseolus lunatus, banyak ditemukan di Amerika Utara), dan tempe menjes (dari kacang tanah dan kelapa, terkenal di sekitar Malang).
v     Tempe berbahan dasar non-legume
* Tempe berbahan dasar non-legume mencakup tempe mungur (dari biji mungur, Enterolobium samon), tempe bongkrek (dari bungkil kapuk atau ampas kelapa, terkenal di daerah Banyumas), tempe garbanzo (dari ampas kacang atau ampas kelapa, banyak ditemukan di Jawa Tengah), tempe biji karet (dari biji karet, ditemukan di daerah Sragen, jarang digunakan untuk makanan), dan tempe jamur merang (dari jamur merang).
KONTAMINASI PADA TEMPE
Bakteri dan ragi sudah lama diduga ikut serta dalam fermentasi tempe. Terikatnya mikroorganisme tersebut dapat terjadi selama proses pengolahan, terutama sesudah perebusan menjelang inokulasi, karena semula diduga bahwa perebusan mematikan semua bakteri yang tumbuh selama perendaman. Kontaminasi tersebut dapat berasal dan peralatan dan bahan pembungkus, dan luar atau ditularkan oleh para pekerja. Disamping itu bakteri dan ragi dapat pula mencemari tempe selama pemasaran (tanpa ikut serta dalam proses fermentasi).
Keikutsertaan bakteri dalam proses pembuatan tempe memang tidak dapat dihindari meskipun tempe dibuat secara higienis dalam laboratorium dan dengan menggunakan inokulum kultur murni, kontaminasi akan selalu terjadi oleh spora bakteri yang berasal dari kedelai. Karena dengan pertimbangan bahwa pemanasan bertekanan atau pada suhu tinggi dalam waktu yang lama selama perebusan akan merusak tekstur kedelai, spora bakteri dan kedelai tidak akan mati. Spora ini akan tumbuh dan berbiak selama proses fermentasi oleh jamur tempe.
Penelitian baru menunjukkan bahwa bakteri kontaminan dalam fermentasi tempe bukan hanya oleh bakteri berspora. Dijumpai pula bakteri asam laktat dan Enterobactericeae berasal dari kontaminan kedelai yang tumbuh dan berbiak selama perendaman dan tidak terbunuh akibat perebusan kedelai selama 30 menit mendidih. Diduga berbagai senyawa yang terekstrak dari biji kedelai, kemudian larut dan terdispersi dalam air rebusan melindungi bakteri kontaminan dan kematian akibat perebusan.

Hubungan Ikan dan Kecerdasan Otak

 

Netsains.Com – Tingkat kecerdasan orang Jepang ternyata berada di atas rata-rata tingkat kecerdasan orang Asia lainnya. Hal itu dibuktikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) Jepang yang mendapat pengakuan internasional dan sejajar dengan negara-negara industri maju. Selain itu orang Jepang juga dikenal tetap sehat dan memiliki gairah hidup tinggi sampai usia tua, bahkan sampai usia 80 tahun.
Dari aspek gizi dan pangan, ternyata bahan pangan yang mendominasi makanan orang Jepang ialah ikan, dengan tingkat konsumsi rata-rata 60 kg per orang per tahun. Tingkat konsumsi ikan orang Indonesia masih di bawah 30 kg per orang per tahun. Sementara di Malaysia sudah mencapai 37 kg per orang per tahun.
Kadar protein ikan segar atau olahan cukup tinggi, seperti cakalang 24,2 persen, tuna 23,7 persen, bandeng 21,7 persen, lemuru 20,2 persen, ikan mas 16 persen, pindang 27 persen, ikan asap 30 persen, ikan asin 42-50 persen, udang segar 21 persen dan udang kering 62,4 persen. Kandungan lemak ikan rendah, umumnya di bawah 5 persen. Bandingkan dengan kandungan lemak ayam yang mencapai 25 persen. Ikan juga kaya akan kalsium, fosfor, besi, Vitamin A dan B1.

Bagiamana Cara Meningkatkan Produktivitas Kelapa Sawit?

 

Netsains.Com - Semua tanaman, termasuk kelapa sawit, memerlukan unsur hara, baik makro maupun mikro, yang bisa didapatkan dari dalam tanah. Seperti halnya manusia yang membutuhkan nutrisi seimbang, maka kandungan nutrisi dalam tanaman pun harus memenuhi unsur empat sehat lima sempurna. Tujuannya agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta tetap produktif.

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme